Sabtu, 21 Juli 2007

Investor Migas Akan Peroleh Kemudahan Pajak

Investor Migas Akan Peroleh Kemudahan Pajak
KUWAIT SIAP INVESTASI 480 MILIAR DOLAR AS
Kalangan investor minyak dan gas mendapat kado hadiah dari pemerintah Indonesia. Kado tersebut berupa kemudahan sistem perpajakan bagi investor di sektor migas yang mengembangkan industri kilang khususnya di wilayah bagian timur Indonesia.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai pembicaraan bilateral dengan Perdana Menteri Kuwait Sheik Nasser al Mo¦i hammad Al Ahmad Al Sabah di ' Istana Merdeka, Rabu.
Menurut Presiden, pihaknya berjanji pada Juli 2007 pembahasan pemberian insentif pajak sudah dapat diselesaikan, sehingga pembangunan kilang minyak diharapkan dapat mengatasi masalah distribusi BBM di Indonesia.
Presiden menjelaskan kedua pihak sepakat melanjutkan rencana investasi pembangunan kilang migas oleh Hemoco (Kuwait) di Pulau Selayar Sulawesi Selatan. "MOU melanjutkan pembangunan sudah ditandatangani antara Pertamina dan Hemoco yang saat ini sedang melakukan pengalihan . struktur kepemilikan sahamnya," kata Presiden.
Komitmen penyelesaian pembangunan proyek yang sempat tertunda selama 10 tahun merupakan hasil tindak lanjut kunjungan Presiden Yudhoyono ke Kuwait pada April 2006.
Sementara itu, Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M. Luthfi mengatakan masalah sistem perpajakan merupakan salah satu dari tiga masalah dalam mengembangkan kilang berkapasitas 220.000 barel per hari tersebut.
"Mereka meminta untuk memberikan insentif yang cocok dengan industri kilang minyak yaitu peraturan pemerintah nomor 1 tahun 2007 tentang-pemberlakuan tax allowance" katanya.
Ia menambahkan, sesungguhnya tax allowance sudah ada mekanismenya tinggal aplikasinya saja terutama pada sektor industri migas. Namun lanjutnya, karena industri tersebut termasuk kategori modal besar maka dapat diberikan insentif. Sedangkan jika teknologinya bergerak cepat maka investor dapat diberikan semacam tax holiday atau keringanan pajak, kata Luthfi.
Selain sistem pajak, masih menurutnya, masalah lain dalam mengembangkan kilang minyak adalah kepastian jaminan pasokan dan struktrur kepemilikan modal Hemoco yang investasinya saat ini mencapai tiga miliar dolar AS. "Dulu ketika Hemoco datang ke BKPM investasi yang diajukan hanya sekitar 1,6 miliar dolar AS, saat ini dapat mencapai 3 miliar dolar AS," paparnya.
Investasi 4000-an Triliun
Pihak Kuwait sendiri, rencananya akan menanamkan investasi di Indonesia senilai 480 miliar dolar AS atau sekitar Rp 4.224 triliun selama kurun waktu 10 tahun. Investasi tersebut akan dilakukan di semua bidang, terutama investasi di pembangunan proyek-proyek infrastruktur.
"Dalam 10 tahun Kuwait akan melakukan pembangunan senilai 480 miliar dolar AS. Mereka menawarkan kepada Indonesia untuk membangun beberapa proyek dalam mega proyek tersebut," ujar Mensesneg Hatta Rajasa, usai mendampingi Wapres Jusuf KaUa bertemu Perdana Menteri Kuwait Syeikh Nasser Al Hamed Al Jaber Al Sabah, di Istana Wapres.
Menurut Hatta, Kuwait tertarik untuk melakukan investasi di proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan, jembatan, serta jalur kereta. Selain membicarakan investasi infrastruktur, Kuwait juga berminat berinvestasi di perbankan Indonesia. Masuknya Kuwait, tentu bakal menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan volume perdagangan. Kanuari/Dari berbagai number
Sumber : Harian Ekonomi Neraca, 31 Mei 2007

Tidak ada komentar: